Cara Mengajar Yang Baik (saat ini)

Banyak rekan guru yang menduga bahwa jika sudah mempersiapkan RPP dan andministrasi sudah cukup untuk menjadi guru yang baik.  Memang sejauh ini cukuplah aman dalam pemeriksaan dari kepala sekolah.
Tapi tahukah anda, bahwa yang terpenting dalam tujuan mengajar adalah hasil dari semua RPP dan Administrasi yang telah kita persiapkan. Sudah barang tentu bahwa hasil ini dapat dicapai tidak terlepas dari cara mengajar yang baik dari seorang guru.
Rekan guru agama kristen, pada kesempatan ini saya mencoba memberikan materi tentang cara mengajar guru yang baik untuk jaman sekarang ini. Untuk menjelaskan tentang ini, terlebih dahulu sedikit menyinggung cara-cara mengajar guru yang tidak baik, agar melalui keterangan singkat ini terjadi sebuah analog tentang mengajar yang baik dan yang tidak baik, sehingga kita akan lebih mudah memahaminya. Berikut cara-cara guru mengajar yang tidak baik:
  1. Tidak kreatif dan inovatif. Guru hanya menganggab mengajar hanyalah suatu beban rutinitas yang harus dihadapi. Sehingga saat mengajar guru bersikap acuh-tak acuh terhadap perkembangan peserta didik. Mengajar dianggap sebagai pekerjaan rutinitas yang membosankan. Sikap ini membuat guru tidak terpancing untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode atau cara-cara dalam mengajar yang baik.
  2. Tidak menguasai teknologi atau tidak menggunakan sarana-sarana/alat-alat pendukung saat terjadinya proses pembelajaran. Sehingga praktek mengajar dari tahun ke-tahun begitu-begitu saja tanpa ada perubahan. Sudah tentu ini membosankan dan melemahkan daya serapa peserta didik.
Sedangkan cara mengajar yang baik adalah sebagai berikut:
  1. Guru dapat mengembangkan pola mengajar yang lebih kreatif dan inovatif. Hal ini didasarkan pada kesadaran akan pentingnya membangun kepribadian peserta didik melalui materi yang disajikan. Guru selalu mencari solusi dari berbagai hambatan-hambatan yang ditemukan selama proses pembelajaran.
  2. Menguasai teknologi dan alat-alat pendukung proses pembelajaran, serta memahami arti dari pemanfaatan teknologi tersebut. Sebagai contoh, secara psikologis pada saat sekarang ini peserta didik sudah terpola akan kebiasaan-kebiasaan penggunaan alat audio-visual. Misalnya, bermain game, nonton TV, dan lain sebagainya. Dengan realitas ini, sudah barang tentu cara-cara lama dalam penyampaian materi jadi cukup membosankan. Oleh sebab itu dengan penggunaan Proyektor sebagai alat pendukung dalam proses pembelajaran menjadi tuntutan. Apalagi pada saat sekarang ini materi-materi pelajaran sudah dikemas dalam bentuk VCD, dengan demikian akan memudahkan anak untuk memahami materi yang disampaikan.
Untuk itu, sebagai guru agama kristen, sudah seyogyanya kita dapat menguasai alat-alat pendukung pembelajaran, misalnya penggunaan akan komputer dan proyektor dalam mengajar, agar RPP yang kita persiapkan dapat mecapai hasil yang lebih maksimal. Dengan cara ini, materi-materi Pendidikan Agama Kristen dapat disampaikan secara lebih efektif dan tepat pada sasaran.